Fungsi Seni Dalam Masyarakat Tradisional

 Fungsi Seni Dalam Masyarakat Tradisional

Fungsi Seni Dalam Masyarakat Tradisional – Pendidikan pelajaran, hari ini kita akan belajar bersama mengenai Fungsi Seni Dalam Masyarakat Tradisional, dalam kegiatan belajar ini kami akan mengajak untuk memahami fungsi dan kedudukan seni dalam kehidupan masyarakat khususnya di Indonesia. pemahaman atas keragaman budaya dengan fungsi dan kedudukannya dalam kehidupan akan memberikan rasa kebanggaan terhadap kekayaan budaya nusantara.

Fungsi Seni Dalam Masyarakat Tradisional

Dalam pemahaman umum, seni sering diartikan hanya sebagai hiburan. Konotasi inilah yang perlu kita perjelas tidak hanya sebagai media hiburan. Seni dalam pemahaman yang lebih kompleks dapat merupakan sarana leggitimasi, ketika seni itu berada didalam istana (kraton). Soedarsono mengemukakan bahwa fungsi utama pertunjukan ada tiga

  1. Untuk kepentingan upacara ritual
  2. sebagai hiburan pribadi
  3. sebagai penyajian estetis atau tontonan.

Perkembangan selanjutnya seni dapat pula berfungsi sebagai sarana pendidikan, media terapi, atau sebagai sarana komunikasi. Masing-masing fungsi tersebut dapat berkembang secara terpisah tanpa mengurangi makna dan tujuan penciptaannya. Secara umum fungsi kesenian di dunia ini ada delapan yaitu:

1. Pemujaan/Ritual

fungsi seni untuk pemujaan berlangsung pada masa ketika peadaban manusia masih sangat terbelakang. Kehidupan kesenian waktu itu belum mengenal adanya instrumen musik, busana, dan gerak, tata panggung dan lain-lainnya, seperti kesenian pada masa kini. Kecendrungan kesenian pada masa lalu lebih menekankan pada misi daripada fisik atau bentuk. Tidak mengherankan kalau bentuk seni ritual untuk pemujaan masih sangat sederhana, baik dari aspek musik iringan, busana (kostum) serta rias, gerak, maupun penggunaan dekorasi sebagai setting pertunjukan. pada saat ini kita masih dapat menjumpai jejak-jejak seni yang berperan sebagai media ritual atau pemujaan, misalnya tari barong untuk upacara di Bai.

2. Tuntunan

Fungsi tuntunan lebih menyentuh pada misi yang secara verbal di ungkapkan. Pelaku seni dalam hal ini lebih dituntut untuk menyampaikan pesan moral yang akan dicapai. Seorang dalang sebagai contoh, harus mampu memerankan semua tokoh yang ada didalam kotak wayangnya. Wayang harus mampu membawakan diri dan memilah mana tokoh simbol angkara dan mana simbol kebaikan. Dimensi inilah yang mewarnai tuntunan dibalik sebuah tontonan.

3. Tontonan/Hiburan

Fungsi seni sebagai tontonan atau hiburan tidak banyak membutuhkan persyaratan. Seni untuk hiburan tidak terkait pada masa tertentu. Seni yang menghibur adala seni yang mampu memberi kesenangan pada seseorang atau kelompok orang yang berada di sekitar pertunjukan. Saah satu seni yang berfungsi sebagai tontonan adalah tari Serampang Duabelas dan Sumatera Barat.