Peran Indonesia Sebagai Salah Satu Negara Pendiri Dalam Gerakan Non Blok

Gerakan Non Blok adalah organisasi negara-negara yang tidak masuk Blok Barat dan Blok Timur. Gerakan Non Blok disebut juga nonaligned yang artinya tidak memihak. 

Gerakan negara-negara nonblok lahir sekitar tahun 1960-an, ketika politik dunia dikuasasi oleh Blok Barat dan Blok Timur. 

Blok Barat dengan menganut liberalisme dalam pengaruh Amerika Serikat dan Blok Timur yang menganut komunisme dalam pengaruh Uni Sovyet.

Dua kubu yaitu Blok Barat dan Timur saling berebut pengaruh sehingga timbul ketegangan antara kedua kekuatan tersebut sehingga terjadilah perang dingin antara dua kekuatan tersebut.

Ketegangan yang makin memuncak mendorong terbentuknya

Gerakan Non Blok.

Lahirnya Gerakan Non Blok dilatarbelakangi oleh:

  1. Perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur yang mengancam perdamaian dunia.
  2. Timbulnya solidaritas negara-negara Asia Afrika setelah adanya Konferensi Asia Afrika dalam rangka memelihara dan memajukan perdamaian dunia.

Adapun prinsip Gerakan Non Blok adalah sebagai berikut:

  1. Tidak berpihak terhadap persaingan Blok Barat dan Blok Timur.
  2. Berpihak kepada perjuangan antikolonialisme.
  3. Menolak ikut serta berbagai bentuk aliansi militer.
  4. Menolak ikut serta aliansi bilateral dengan negara adikuasa.
  5. Menolak pendirian basis militer negara adikuasa di wilayah masing-masing.

Konferensi tingkat tinggi pertama Gerakan Non Blok di Beograd, Yugoslavia. Indonesia pernah menjadi tuan rumah KTT Non Blok yang ke-10 di Jakarta yang berlangsung tanggal 1 sampai dengan 6 September 1992 yang dihadiri oleh 108 negara. 

Indonesia juga termasuk salah satu penggagas berdirinya Gerakan Non Blok. 

Tokoh penggagas Gerakan Non Blok lainya adalah Presiden Josep Broz Tito dari Yugoslacvia, Presiden Gamal Abdul Nasser dari Mesir, Perdana Menteri Panditt Jawaharial Nehru dari India, dan Presiden Kwame Nkrumah dari Ghana.

Kegiatan-kegiatan Gerakan Non Blok meliputi bidang ekonomi dan politik.