Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PERTANYAAN CERDAS,,,?

Ia adalah shahabiyah yang memiliki intelegensi tinggi, agama yang bagus, ahli argument, serta memiliki kecakapan dalam berorasi, sehingga beliau terkenal dengan sebutan ‘Khathibatun Nisa’
(Orator Wanita) yang selalu menjadi duta para shahabiyah untuk menanyakan  masalah-masalah keagamaan yang mereka hadapi kepada Nabi Muhammad Saw. Dialah sang “Orator WanitaAsma’ Binti Yazid bin Sakan.

Mari sejenak menikmati kisah yang disebutkan oleh Ibnu Asakir di dalam Tarikh Madinati Dimasyq (7/363-364), al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (6/420), as-Suyuti dalam Jami’ul Ahadits (39/454), dan Ibnu Abdil Barr dalam al-Isti’ab (2/76).

Dari muslim bin Ubaid, dari Asma’ binti Yazid al-Anshariyah dari Bani Abdil Asyhal, bahwa ia pernah mendatangi Nabi yang berada ditengah-tengah para sahabatnya, lalu ia bertanya,” Wahai Rasulullah, aku adalah utusan kaum hawa kepadamu. 

Semua wanita muslimah di belakangku mengatakan sebagaimana yang akan aku katakana dan berpendapat seperti pendapatku. Allah telah mengutusmu kepada para pria dan wanita. Lalu kami beriman kepadamu, dan kepada Rabbmu. 

Akan tetapi, kami kaum wanita terkurung dan terbatas gerak langkahnya. Kami menjadi penyanggah rumah kalian, dan tempat pelampiasan syahwat kalian, dan mengandung anak kalian. Akan tetapi kalian, wahai para lelaki, diberi keutamaan melebihi kami dengan shalat Jum’at, shalat berjamaah, mengunjungi orang sakit, mengantarkan jenazah, berhaji setelah haji wajib. 

Dan yang paling utama dari itu semua adalah jihad dijalan Allah. Sesunggunya jika salah seorang dari kalian keluar untuk melaksanakan haji, umrah atau ribath, kami menjaga harta kalian, mencuci pakaian kalian dan mendidik anak kalian? Mengapa kami tidak mendapat kebaikan (pahala) ini juga wahai Rasulullah?”

Nabi Saw, pun menolehkan wajahnya kepada para sahabatnya, kemudian bersabda,” Pernahkah kalian mendengarkan ucapan wanita yang lebih bagus daripada pertanyaan wanita ini tentang urusan agamanya?”

Para sahabat pun menjawab,” Kami tidak pernah menyangka bahwa aka nada wanita yang diberi petunjuk untuk menanyakan hal ini.”

Setelah itu, Beliau Saw menoleh kepada Asma’ kemudian bersabda,” Kembalilah wahai Asma’, dan kabarkan kepada para wanita yang ada dibelakangmu bahwa perlakuan baik kalian kepada suaminya, upayanya untuk mendapat keridhaan suaminya, dan ketundukannya untuk senantiasa mentaati suami, 

itu semua dapat mengimbangi seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum lelaki.”
Asma’ kemudian berlalu dengan mengucapkan tahlil dan takbir karena bersuka cita dengan jawaban tersebut. Kisah ini selesai sampai disini.

Jadi wahai para Ummahat, menjadi ibu rumah tangga adalah lading pahala bagi para wanita, mereka akan mendapatkan pahala dari amalan yang hanya dikhususkan bagi lelaki saja, yaitu shalat jum’at, shalat berjamaah, mengunjungi orang sakit, mengantarkan jenazah, berhaji setelah haji wajib, dan yang paling utama dari itu semua adalah jihad di jalan Allah. Caranya? 

Gampang, cukup dengan berlaku baik kepada suami, berupaya mendapat keridhaannya, dan tunduk untuk senantiasa mentaatinya. Di samping itu, dan ini yang terpenting dan terberat, menshalihkan suami untuk melakukan amal-amal tersebut di atas.


Subhanallah,,,,,,,,,,,