Ambisi Akhirat.....
Dunia dengan berbagai keindahan dan
kelezatannya memang sangat menggiurkan dan menjanjikan, maka tak ayal orang
yang lemah pondasi imannya akan terseret bahkan menjadi budaknya, semuanya demi
dunia.
Agar dapat lolos dari jerat ini, maka seorang Muslim hendaklah membekali dirinya dengan keimanan dan ketakwaan serta memompa dirinya agar memiliki ambisi akhirat yang sangat tinggi.
Agar dapat lolos dari jerat ini, maka seorang Muslim hendaklah membekali dirinya dengan keimanan dan ketakwaan serta memompa dirinya agar memiliki ambisi akhirat yang sangat tinggi.
Ia akan selalu mengingat akhirat dalam mencari rizki, berjual beli, bekerja,memberi, dan dalam semua urusannya. Siapa saja yang demikian kondisinya, maka Allah subhanahu wata’ala akan menganugerahinya tiga kenikmatan yaitu:
Pertama, Anugerah Persatuan.
Kedua, Anugerah Kaya Hati.
Ibn Katsir menafsirkan ayat tersebut dengan keridhaan dan kepuasan hati yang
tidak lain adalah kaya diri dan kepuasannya dengan apa yang dianugerahkan
melalui doa yang sungguh-sungguh.
Kekayaan bukan segala-galanya, bahkan terkadang ada orang yang dibuat letih
oleh hartanya. Sedangkan orang yang menjadikan akhirat sebagai ambisinya, kita
dapati dia selalu ridha, puas diri, bahagia, ceria dan baik jiwanya. Ia tidak
tamak kepada dunia dan bekerja sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, "Bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah di
dalam mencari (rizki)." Yakni, berusahalah dengan usaha yang diterima,
yang dibolehkan di dalam mendapatkan dunia. Janganlah seseorang menjadikannya
sebagai ambisi yang menyibukkan dirinya yakni ia habiskan semua waktunya untuk
dunia.
Ketiga, Dunia Datang dan Cinta Kepadanya.
Kriteria Orang yang Memiliki Ambisi Akhirat
- Memiliki Rasa Takut dan Sedih.Sekalipun mereka berharap akan rahmat Allah subhanahu wata’ala dan ta'at kepada-Nya, hanya saja mereka tidak terpaku pada hal itu saja. Mereka dilanda kesedihan atas segala hal yang telah disia-siakan dan menyesali dosa yang dilakukan sekalipun hanya sepele. Mereka selalu dalam kondisi sadar dan ingat. Mereka bersedih atas kezhaliman, kekerasan, keterlantaran, keterhinaan dan semua kondisi yang dialami kaum muslimin. Dan yang paling mereka takutkan adalah buruknya akhir hidup (Su`ul Khatimah).Sufyan ats-Tsaury berkata, "Aku takut kalau tercatat di Lauh al-Mahfuzh sebagai orang yang sengsara, aku takut terampas iman ketika akan mati."Kesedihan itu membawa mereka untuk kembali kepada Allah subhanahu wata’ala dan menyucikan diri dari segala dosa. Mereka selalu sedih bila melakukan suatu perbuatan dosa hingga dapat melakukan suatu kebaikan yang menghapusnya. Namun orang yang gandrung dengan dunia, semua kesedihan-kesedihan dan ambisinya hanyalah demi dunia.
- Terus Beramal untuk Akhirat.Kesedihan mereka karena ambisi akhirat, rasa takut dan ingat mati tidak pernah menahan tangis di rumah-rumah mereka atas diri mereka. Rasa takut mendorong mereka untuk menambah frekuensi amal shalih. Sedangkan orang yang merasa aman, tergoda dan terpedaya dengan amalannya, dikuasai oleh sifat malas dan berandai-andai serta kurang memiliki sifat wara' karena mengandal kan perma'afan Rabb-nya semata.
- Tersentuh dengan Pemandangan Kematian dan Selalu Mengingatnya.Kondisi ini menyebabkan hati mereka hidup sebab mereka mengaitkan semua apa yang mereka lihat di dunia dengan akhirat. Hal yang paling menyentuh hati mereka adalah pemandangan kematian dan saat-saat sekarat.Lain halnya dengan orang-orang yang ambisinya hanya dunia dan hati mereka sudah keras, mereka tidak mau mendengar kematian disebut bahkan merasa terganggu karena mengira dapat lolos dari kematian. Al-Qur'an menolak anggapan orang yang berpikiran seperti ini,(baca: QS. Al-Jumu'ah:8).
Faktor-Faktor yang Menghalangi Perhatian terhadap Akhirat
- Mengejar Dunia dan Antusias Terhadapnya.Tidak dapat diragukan lagi bahwa sibuk dengan urusan dunia merupakan faktor paling besar yang dapat menyebabkan lemahnya persiapan untuk melakukan amalan setelah mati. Yang dicela dari hal ini bilamana kesibukan-kesibukan duniawi itu semata-mata menjadi tujuan; dicinta dan dipatuhi selain Allah subhanahu wata’ala.
- Tidak Mau Mengingat Kematian dan Dahsyatnya Kiamat.Tidak pernah terlintas sedikit pun di pikiran orang-orang yang gandrung dengan dunia ini pemandangan akhirat, mengingat mati dan setelahnya. Hal ini membuat mereka menyia-nyiakan waktu dan umur.
- Terpedaya dengan Kesehatan Jasmani.Di antara orang-orang yang gandrung dengan dunia ada yang terpedaya dengan kesehatan jasmani dan masa mudanya. Mereka tidak menyadari bahwa kesehatan itu hanya pinjaman dan barangkali pinjaman itu harus dikembalikan, sementara ruh masih berada di dalam jasad. Bila yang terpedaya dengan kesehatannya ini adalah orang yang memiliki jabatan dan kekayaan, tentu ia akan bertambah lupa terhadap akhirat dan lalai untuk meraih perbekalannya.